Satinggi –
tinggi tabangnyo bangau pulangnyo ka kubangau juo
Sajauh – jauh
denai marantau namun
kampuang den kana juo
Nan duo Gurindaman sairing
Karatau madang dihulu, Babuah babungo balun
Marantau bujang dahulu, Diruamah paguno balun.
Nan katigonyo jan sampai tingga
Hujan ameh di nagri urang, hujan batu dinagari awak
namun kampuang den jalang jua.
Kerinduan sesama perantau akan kampung halaman dan bernostalgia dengan hal-hal yang berkaitan dengan Sungai
Patai, mulai dari bahasa sampai kekayaan kuliner sungai patai yang jarang
mereka temui di perantauan. dari sana lah timbul sebuah ikatan kekeluargaan.namun kampuang den jalang jua.
Doc Zulfahmi |
Tak jarang pula, pelepasan kerinduan akan kampung
halaman dengan memutar music Minang. Saya teringat dengan gempa di tahun 2009,
beberapa orang perantau yang saya temui mereka merasakan duka, pilu yang sangat
dalam ketika kampung halamannya hancur lebur oleh gempa dengan sayatan music saluang.
Seakan-akan rasanya saya ingin pulang detik itu juga.
Ada juga yang menangis, ketika gema takbir saling
bersautan, sejenak pikiran melayang terbayang kampung halaman, orang tua,
sahabat kecil atau pun panorama kampung yang indah.
Seperti itulah kerinduan tentang kampung halaman .
Rantau, sebuah daerah baru yang sebagai tempat dimana
untuk mencari penghidupan, menuntun ilmu atau sekedar pelarian pahitnya hidup
dikampung halaman. Merantau
sudah menjadi tradisi bagi orang Minangkabau. Dari dalulu sampai sekarang orang
Minangkabau terkenal dengan budaya merantau. Lebih dari 75 % dari perantau
minang yang merantau sudah dikatakan berhasil di perantauan. Di
tinjau dari aspek pembagian wilayah Minangkabau terbagi dalam 2 wilayah yaitu
darek yang tediri dari daerah luhak yang menjadi pemimpin adalah penghulu dan
daerah rantau yang terdiri dari pengembangan wilayah darek. Dari zaman dahulu
darek dan rantau tidak bisa di pisahkan. Menurut tambo alam Minangkabau Mulai
dari zaman prasejarah sampai abad ke-17 daerah rantau Minangkabau terdiri dari
wilayah Tapanuli selatan sekarang, sebagian Riau, Jambi dan Bengkulu dan
negeri sembilan di semenanjung mayala. Wilayah rantau Minangkabau sudah
berkembang dari masa ke masa yang dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Doc Zulfahmi |
Rasa kebersamaan, rasa kekeluargaan sehingga setiap
daerah membuat ikatan keluarga perantauan. Pada umumnnya perantau ini berkumpul
untuk memupuk rasa kebersamaan. Seperti halnya yang dilakukan oleh Ikatan Keluarga
Sungai Patai (IKSP) Batam. Menjelang Ramadhan setiap tahun mereka mengadakan
semacam pertemuan untuk mempererat tali silaturahmi atau Badua ketek-ketek sesama perantau. Juga perantau Sungai patai yang
ada di Riau lainnya mereka mengadakan arisan untuk saling berkumpul.
Kerinduan akan kampung halaman membuat dilepaskan
dengan aneka makanan yang khas dari kampung halamam seperti Lopek, kubang Bareh
yang setiap menyambut Ramadhan bias mereka temui dikampung halaman.
“Jika ingin
merasakan bagaimana indahnya kampung halamamanny maka pergilah merantau, di rantau
kamu akan bangga dengan tanah kelahiranmu”
Post a Comment