Layang-layang
sebuah trend yang sudah mendunia. Bahkan di Bali, ada sebuah even layang-layang
tingkat internasional yang di selenggarakan setiap tahun. Cerita tentang layang
- layang sudah menjadi cerita klasik yang hampir setiap anak-anak merasakannya baik
di kampung maupun di kota. karenanya setiap anak di Indonesia pernah memainkan layang
- layang. Layang - layang merupakan permainan klasik yang setiap orang dapat
memainkannya. Mulai dari anak-anak
sampai dewasa.
Di Sungai Patai
permainan layang – layang dipengaruhi oleh musim. Bukan angin musin, bukan juga
musim panas atau musim dingin. Musim disini
adalah musim panen. Tidak semua musim panen di area persawahan juga dapat
memainkan layang-layang tetapi musim panen yang ada di daerah Goduang.
Daerah Goduang menjadi pusat permainan dan juga
pusat pertandingan layang-layang ala masyarakat Sungai Patai. Hamparan
persawahan seiap panen yang luas dan agak jauh dari perbukitan mungkin inilah
alasan area ini menjadi gelanggang pertandingan layang-layang, karenanya untuk melakukan pertandingan layang- layang perlu
wilayah yang luas. Goduang merupakan
area persawahan yang terletak sebelah barat nagari Sungai Patai. Tempat
tersebut masih dalam nagari sungai patai.
Lomba layang-layang di Sawah |
Daerah Goduang
tidak hanya menjadi favorit bagi pecinta layang layang. Tetapi juga
untuk penikmat dan penonton pertandingan layang-layang. Hiburan yang merakyat,
pasar dadakan, perburu layangan putus, perang-perangan tunggul batang padi yang
siap panen menjadi hiburan lain.
Pasar dadakan
dalam area pertandingan layang-layang salah satu bagian yang tidak terpisahkan.
Biasanya pertandingan layang - layang dilakukan setelah pukul 4. Kalau
masyarakat Sungai Patai menyebutnya sasudah ashar. Pasar dadakan di Goduang ini menjual aneka makanan dan
minuman yang sesuai dengan isi kantong anak-anak mulai dari bakwan, tahu
goreng, kerupuak kuah campur mie, es tebak, es kacang padi, sate tahu. Melihat
pertandingan layang –layang di Goduang
menjadi hiburan sore bagi anak-anak dan menjadi penyalur hobi bagi pecinta
layang-layang.
Saat
pertandingan layang - layang setidaknya ada semacam “tim” yang bergerak cepat
sebagai pencari layang - layang yang putus. “tim” ini biasanya terdiri dari
anak-anak yang sudah beranjak dewasa. Mereka mengharapkan upah layangan yang
putus.
Berburu layang -
layang putus tentu menjadi cerita menarik setiap anak-anak di sungai patai.
Anak-anak ini sudah mengincar layang - layang yang putus. Upah setiap layangan
yang putus tergantung jauh atau dekatnya lokasi putus dari layang-layang. Jika layang
- layang tersangkut tentu ditambah dengan upah memanjat. Pemilik layang -
layang yang putus juga harus bersedih atau merelakan layangan yang putus tapi
patah karena upah tidak sesuai atau di ambil oleh para pemburu layangan.
Selain itu, juga
ada anak-anak yang memegang layang (tukang
ujuan). Mereka ini biasanya memegang layang - layang yang siap untuk
diterbangkan. Untuk panitia pertandingan layang-layang, sudah ada orang-orang
tertentu yang sudah bertahun-tahun dan setiap musim menjadi “panitia dadakan”
Anak-anak yang
bermain layang - layang biasa mengunakan layang seperti persegi yang tidak
beraturan. Layang - layang ini dalam bahasa sungai patai di sebut olang-olang maco. olang-olang maco yang tidak berekor disebut olang-olang boduang. Juga olang-olang
maco menjadi ejekan ketika tidak mampu membuat layangan yang dipakai untuk
bertanding. Layang - layang untuk bertanding disebut dengan olang-olang godang.
Goduang sudah
menjadi gelanggang pertandingan layang-layang. Asal muasal tempat ini sebagai
tempat bertanding belum diketahui sejak kapan. Bagi generasi yang dibesarkan di
pada decade 90-an dan awal 2000-an masih mendapat tempat ini sebagai arena
pertandingan layang-layang. Walaupun
demikian Goduang, pernah menjadi
saksi bisu sejarah permainan layang-layang di Sungai Patai.
Seni bermain layang - layang menghasilkan
generasi yang menghargai kebersamaan dan sebuah hiburan rakyat yang tidak
memakan biaya terlalu besar. Bermain layang - layang mengandung nilai-nilai
luhur sebuah perjalanan hidup yang sering naik turun diterpa angin dan kuat
menghadapinya serta setinggi apapun terbang ingat ketika kita hanya bergantung
pada benang tipis yang setiap saat dapat putus.
Post a Comment