Social Follow

Kontribusi

Tulisan ini sepenuhnya hanya untuk memberikan informasi tentang Nagari Sungai Patai kecamatan Sungayang. Tulisan-tulisan yang di Blog ini secara keseluruhan represenatif akan tetapi tulisan-tulisan yang berada dalam sudut pandang penulis tanpa mengabaikan fakta-fakta yang ada.Bagi yang ingin berkontribusi silakan kirim tulisan ke silatsungaipatai@gmail.com tema tulisan meliputi Sejarah, Budaya, maupun hal unik yang ada di Sungai Patai. kami juga menerima tulisan yang berkenaan dengan Sungai Patai dimanapun berada.Semoga Bermafaat.

Instagram

Search This Blog

Blog Archive

Stay Connected

Sidebar Ads

Pages

Jembatan Ngungun Eksistensi Belanda

Selama lebih dari satu abad, perkebunan menjadi aspek terpenting dalam pereknomian Indonesia pada masa penjajahan. Tujuannya demi kepentingan Belanda untuk menghasilkan surplus ekonomi dengan cara yang sangat mudah dan konsisten. Pola organisasi, penentuan jenis tanaman, serta lokasi penanaman sangat berubah selama kurun waktu 1830 – 1940. Perkebunan sebagian besar menentukan bentuk Indonesia pada masa penjajahan. Konsep tentang perkebunan itu sendiri meliputi berbagai komponen seperti tanah, pekerja, modal, teknologi, skala, organisasi dan tujuan.

Jembatan Tembok Panjang (Ranah) di Bangun Tahun 1918
Ekspor besar – besaran maupun perkebunan bukan hal baru bagi Indonesia pada tahun 1830. Ekspor pertanian secara besar- besaran  serta angka – angka yang cukup tinggi untuk tanaman tebu dan kopi terutama di bawah System Tanam Paksa sudah ada sejak abad ke – 17 dan ke – 18. Tetapi tahun 1830 menandai titik permulaan yang berguna bagi pemikiran serius mengenai perkebunan – perkebunan di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh dua hal, pertama bahwa catatan – catatan yang dibuat oleh pemerintah kolonial memungkinkan pemantauan secara lebih pasti terhadap kegiatan pertanian dan perdagangan dari pada yang dilakukan pada masa sebelumnya. Kedua, keterangan statistik sesudah tanggal tersebut jadi lebih dapat diandalkan dan seragam sifatnya.
Kopi. Merupakan barang dagangan sangat menguntungkan dari Sistem Tanam Paksa. Ditanam oleh petani bumiputera di bawah paksaan pemerintah yang digabung dengan tanaman bahan makanan. Pada masa konsolidasi Sistem Tanam Paksa antara pertengahan tahun 1830- 1870. Selain itu, ada tanaman lain Kina atau kulit kayu Peru dibawah pengaturan pemerintah mulai mulai bergerak secara perahan – lahan pada akhir tahuan 1850 –an. Ditanam terutama di dataran tinggi.
Sarana angkut yang dipergunakan Belanda untuk memuluskan eksploitasi ekonomi di kawasan pedalaman Minangkabau mengunakan jembatan sebagai sarana angkut. Di Sungai patai sendiri ada 2 jembatan yang dibangun untuk memmuluskan itu. Yaitu jembatan Tembok Panjang di Ranah jalan masuk sungai Patai dan Jembatan Ngungun jalan masuk ke pemukiman.
Jembatan Ngungun dibangun tahun 1930 (Soengai Patai)

Jembatan Ranah di bangun pada tahun 1918 dampai saat ini masih berdiri kokoh dengan ada tulisan Belanda di tembok pembatas jembatan.  Sedangkan jembantan Ngungun lebih kontenporer yakni pada tahun 1930. Ada mitos yang berkembang di masyarakat bahwa pembauatan jembatan ini mengunakan kepala manusia sebagai campuran semen. Namun ini bisa dinalarkan sebagaik bentuk kekejaman Belanda dalam membangun jembatan dan memuluskan rencananya dalam menguasai Indonesia.

Post a Comment

Copyright © SUNGAI PATAI. Designed by OddThemes