Etnis Minang, mempunyai banyak resep
masakan serta minuman tradisional sebagai kekayaan budaya kuliner
Indonesia.Makanan dari etnis, lebih sering disebut Masakan Padang, umumnya
memiliki cita rasa yang pedas berbumbu dan dalam pengolahannya banyak memakai
santan kelapa. Padusi minang, sangat terkenal dengan keahlian memasaknya.
Demikian pula kaum lelaki minang pun memiliki keahlian dalam masak-memasak.
Dalam setiap kesempatan acara dan kenduri ; Upacara sepanjang kehidupan manusia,
Upacara Yang Berkaitan dengan Perekonomian, Upacara keselamatan, selalu terhidang
aneka ragam masakan. Diantara semua ragam masakan itu, maka rending merupakan
menu utama disetiap kesempatan.Minang memiliki adat dan budaya yang
sedemikian kuat. Didukung oleh alam yang indah dan kaya raya dengan hasil
alamnya, yang mampu memenuhi kebutuhan pokok hidup manusianya. Masyarakatnya
yang dinamis, namun telah memiliki pedoman hidup yang bersandarkan pada
falsafah alam, dalam pola hubungan serasi antara manusia dan individu dengan
alamnya, sehingga alam berkembang jadi guru.
Dibidang kuliner, masyarakat semulanya
membutuhkan makanan untuk kekuatan tubuh, yang diperoleh dari bahan makanan
yang mengandung karbo hidrat. Mereka menanam padi. Mereka memasak nasi.
Kemudian mereka melengkapi dengan lauk pauk yang diperoleh dari binatang ternak
yang dipelihara dan hidup di alam. Resep dasar, yang dapat menyeimbangkan
antara cita dan rasa masakan, diracik dengan menggunakan bumbu- bumbu yang
mengandung khasiat tertentu. Cita rasa yang utama di temui pada masakan khas
Minang adalah gurih dan pedas.Rasa gurih dan pedas tersebut diperoleh
dari santan dan cabai merah yang memang banyak di konsumsi orang Minang. Rasa
gurih dan pedas ini yang berasal dari santan dan cabai, dapat dicampur dengan
bahan baku apa saja. Semisal, bahan baku hewani, yaitu ; daging sapi, ayam atau
bebek, ikan laut, ikan tambak, termasuk telur ayam. Sementara sayurannya lebih
banyak menggunakan kacang panjang, daun singkong, pakis, nangka, buncis, serta
petai dan jengkol.Orang Minang dalam mengolah masakan,
tidak pernah pelit dalam memasukkan bumbu dalam sebuah masakan. Mereka meracik
masakan dengan bahan dan bumbunya kental dan terasa pekat. Berdasarkan unsur
tradisionil suatu masakan sebagaimana yang diuraikan diatas, maka manfaat
bawang merah dan bawang putih sebagai pembuat gurih masakan, adalah berbanding
2 : 1. Bahkan ada yang memberi perbandingan bumbu dan bahan baku dalam masakan
minang adalah 3 : 8. Artinya takaran bumbu adalah 3 berbanding 8 dengan takaran
bahan baku. Dengan perbandingan takaran ini, dapat dipastikan betapa gurihnya
cita dan rasa masakan Minang. Gula hanya digunakan untuk membuat kue saja.
Post a Comment