Upacara adat di Minangkabau hanya
dilaksanakan pada saat tertentu. Semua acara yang terlihat diatas memerlukan
Ninik mamak /penghulu untuk melaksanakannya. Semua acara adat tersebut
menggunakan Bajamba dalam prosesnya Makan bajamba berasal dari akar budaya
Minangkabau yang secara turun temurun masih dilaksanakan hingga saat ini.
Merupakan sebuah ritual budaya makan bersama yang diadakan dalam lingkup
keluarga dekat, dalam hal ini adanya pertalian darah. Namun demikian, tidak
jarang dilakukan dalam lingkup yang lebih luas, seperti persaudaraaan satu suku
kendagti tidak ada hubungan darah. Kekeluargaan dan gotong royong sudah terasa
pada tahap pertama dalam proses mempersiapkan makanan, karena memmasak
dilakukan bersama- sama.
Menghidangkan jamba dilakukan oleh
Janang. Janang ini adalah orang sumando yang dipilih dari tuan rumah tersebut.
Cara penghidangan yang dilakukan oleh Janang diperhatikan benar-benar oleh Ninik
Mamak, karena setiap kesalahan yang Janang lakukan benilai buruk bagi tuan
rumah tersebut. Dari dia berpakaian, jalan dan dalam penghidangan makanan
menjadi simbol cara mempersilahkan tamu. Maka dari itu, Janang dipilih tidak
sembarangan, tetapi dilihat sesuai kemampuannya. Janang membawa semua makanan
dalam piring- piring kecil yang disusun di kedua tangannya. Adapun dalam
beberapa daerah di Minangkabau. Makanan tersebut sudah diatur sebelumnya diatas
dulang yang besar, jadi Janang tersebut hanya membawa dulang tersebut di kedua
tangannya.
sumber Zulfahmni |
Di Sungai Patai yang menjadi janang
bukanlah sumando melainkan orang yang punya hajatan itu sendiri. Atau mamak
rumah menjadi janang itu sendiri. Biasanya disebut dengan sipangka. Sumando
diperlakukan sebagai tamu. Hal ini berkaitan dengan kedudukan sumando itu
sendiri yang berarti orang datang. Sebuah sindirian yang halus jika sumando
ikut campur dalam kaum istri. Ada pameo tua mengatakan jika sumando yang ikut
campur “jan manjadi mamak rumah pulo
dirumah istri.” Pihak sipangka sebagai janang ini bertujuan untuk
menghormati tamu termasuk sumando yang ada dirumah istri.
Nilai yang terkandung dalam makan
bajamba ini yaitunya secara harafiah makan bajamba mengandung makna yang sangat
dalam, dimana tradisi makan bersama ini akan memunculkan rasa kebersamaan tanpa
melihat perbedaan status sosial. Berbicara mengenai rasa kebersamaan tentunya
tidak terlepas dari jati diri bangsa yaitu semangat gotong royong, dimana
gotong royong ini juga tergerus oleh modernisasi.(red/zul)
Post a Comment