Social Follow

Kontribusi

Tulisan ini sepenuhnya hanya untuk memberikan informasi tentang Nagari Sungai Patai kecamatan Sungayang. Tulisan-tulisan yang di Blog ini secara keseluruhan represenatif akan tetapi tulisan-tulisan yang berada dalam sudut pandang penulis tanpa mengabaikan fakta-fakta yang ada.Bagi yang ingin berkontribusi silakan kirim tulisan ke silatsungaipatai@gmail.com tema tulisan meliputi Sejarah, Budaya, maupun hal unik yang ada di Sungai Patai. kami juga menerima tulisan yang berkenaan dengan Sungai Patai dimanapun berada.Semoga Bermafaat.

Instagram

Search This Blog

Blog Archive

Stay Connected

Sidebar Ads

Pages

Mengikonkan Pohon Asam Jawa

Jika ditanyakan kepada masyarakat Sungai Patai siapa yang tidak kenal dengan asam jawa. Pohon yang menjulang tinggi di ujung utara nagari Sungai Patai sudah menjadi ikon. Terlalu banyak rasanya kenangan bersama dengan tumbuhnya Pohon asam jawa ini. Mungkin juga ini disebabkan letaknya yang strategis ditengah perkampungan.
Pagi sekitar jam 6 menjelang jam 7, sudah parkir mobil berwarna putih di bawah pohon itu. Dulu jalan atau Lobuah yang di beraspal sampai di bangunan MTs S lama dan pohon asam jawa ini tidak jauh dari batas aspal jalan nagari. Seakan-akan pohon asama jawa ini adalah batas moil menginjak aspal. Di bawah pohon ini mobil putih tersebut berhenti. Mobil yang melegenda dikenal dengan Pambers dan yang terbaru Elite.
"Asam" adalah nama umum yang dipakai untuk semua bumbu dapur pemberi rasa masam pada masakan, termasuk juga asam kandis dan asam gelugur. Nama "asam jawa" dipakai oleh orang Melayu karena dipakai dalam masakan Jawa. Tumbuhan ini sendiri didatangkan oleh orang-orang dari India. Nama Tamarindus dan tamarind diturunkan dari bahasa Arab تمر الهندي tamrul-hindī. Artinya kurang lebih: kurma India. Asam jawa aslinya berasal dari benua hitam, Afrika. Namun di India, tanaman ini dijadikan sebagai tanaman yang produktif dan penuh manfaat. Oleh sebab itulah, tanaman ini disebut kurma india, mengingat daging buahnya seperti kurma. (wikipedia)
Pohon Asam Jawa Sebelum di tutuah Doc. Feri Payobada
Pohon asam berperawakan besar, selalu hijau (tidak mengalami masa gugur daun), tinggi sampai 30 m dan diameter batang di pangkal hingga 2 m. Kulit batang berwarna coklat keabu-abuan, kasar dan memecah, beralur-alur vertikal. Tajuknya rindang dan lebat berdaun, melebar dan membulat. Pohon asam jawa termasuk tumbuhan tropis. Asal-usulnya diperkirakan dari savana Afrika timur di mana jenis liarnya ditemukan, salah satunya di Sudan. Semenjak ribuan tahun, tanaman ini telah menjelajah ke Asia tropis, dan kemudian juga ke Karibia dan Amerika Latin. Di banyak tempat yang bersesuaian, termasuk di Indonesia, tanaman ini sebagian meliar seperti di hutan-hutan luruh daun dan savana.
Pohon Asam Jawa di Sungai Patai, Diperkirakan umur asam jawa ini sudah ratusan tahun. menurut cerita orang tua-tua sewaktu mereka kecil pohon asam jawa ini sudah besar itu juga. Letak pohon asam jawa ini di bekas balai nagari yang dikenal dengan balai jumak dan sekarang ini sudah menjadi komplek kedai, Kantor wali nagari dan Sekolah Dasar.
Pohon Asam Jawa Sudah di tutuah Doc. Feri Payobada

Ada cerita menarik dari anak-anak yang sekolah dasar di SDN 01, pada jam istirahat mereka sering melempari pohon asam jawa ini agar buahnya jatuh, atau jika ada angin kencang banyak juga buah asam jawa ini berjatuhan. Hanya sekedar menikmati asam. Mungkin ini hanya secuil cerita tentang asam jawa. Kalau diperhatikan secara seksama, tinggi pohon asam jawa ini rasanya tetap dari tahun ke tahun, hanya saja ada beberapa kali pemangkasan daun agar dahan yang lapuk tidak menimpa rumah warga.
Selain tempat ngetem mobil angkutan desa, rindangnya pohon asam jawa ini dipergunakan untuk lesehan. Sejuk jika pada waktu hari panas dan lumayan tetuh jika hujan. Lesehan dibawah pohon asam jawa ‘tersedia’ batu dengan diameter kurang dari 50 m beberapa buah sebagai tempat duduk.
Agaknya pohon asam jawa ini mempunyai kenangan tersendiri bagi warga Nagari Sungai Patai. Bagaimana tidak, setelah memasuki perkampungan pohon asam jawa ini akan terlihat dari kejauhan di tambah lagi pohon asam jawa ini berdekatan dengan Sekolah dasar tentunya menjadi tempat bermain pada jam istirahat atau pulang sekolah.
Seperti yang dituturkan oleh Gatot anthoni dalam facebooknya yang telah merantau dia berharap pohon asam jawa ini jangan sampai di tebang. “yo mak jan ditobang ibo awak dik nyo itu tompek kenangan waktu ketek mak... tompek bamain disitu” dan masih banyak lagi kenangan orang Sungai Patai tentang asam jawa ini.
Pohon Asam Jawa menjelang di tutuah Doc. Feri Payobada
Tidak hanya memperebutkan buah asam jawa saja, pohon ini juga menguak tentang masyarakat atau anak-anak yang hobi main layang-layang karena juga tidak sedikit layang-layang yang tersangkut di pohon asam jawa. Siang hari tadi (15/03/2016) pohon asam jawa di pangkas dan di tinggalkan batangnya saja. Pohon Asam Jawa yag mengelenda di Nagari Sungai Patai, konon umurnya lebih dari ratusan tahun, sekarang sebagian batangnya telah rapuh di makan usia, jadi untuk mengantisipasi supaya jangan roboh/patah ke bangunan rumah di sekitarnya. Maka tadi siang dilakukan pemangkasan dahan dan memotong sebagian batangnya. Namun sebagian batangnya tetap di biarkan berdiri karena ini Pohon yg menjadi jati dirinya Nagari Sungai Patai. (ed RVS, Feri Payobada)

Post a Comment

Copyright © SUNGAI PATAI. Designed by OddThemes