Jika
ditanyakan kepada masyarakat Sungai Patai siapa yang tidak kenal dengan asam
jawa. Pohon yang menjulang tinggi di ujung utara nagari Sungai Patai sudah
menjadi ikon. Terlalu banyak rasanya kenangan bersama dengan tumbuhnya Pohon
asam jawa ini. Mungkin juga ini disebabkan letaknya yang strategis ditengah
perkampungan.
Pagi sekitar
jam 6 menjelang jam 7, sudah parkir mobil berwarna putih di bawah pohon itu. Dulu
jalan atau Lobuah yang di beraspal
sampai di bangunan MTs S lama dan pohon asam jawa ini tidak jauh dari batas
aspal jalan nagari. Seakan-akan pohon asama jawa ini adalah batas moil
menginjak aspal. Di bawah pohon ini mobil putih tersebut berhenti. Mobil yang
melegenda dikenal dengan Pambers dan
yang terbaru Elite.
"Asam"
adalah nama umum yang dipakai untuk semua bumbu dapur pemberi rasa masam pada
masakan, termasuk juga asam kandis dan asam gelugur. Nama "asam jawa"
dipakai oleh orang Melayu karena dipakai dalam masakan Jawa. Tumbuhan ini
sendiri didatangkan oleh orang-orang dari India. Nama Tamarindus dan tamarind
diturunkan dari bahasa Arab تمر
الهندي tamrul-hindī.
Artinya kurang lebih: kurma India. Asam jawa aslinya berasal dari benua hitam,
Afrika. Namun di India, tanaman ini dijadikan sebagai tanaman yang produktif
dan penuh manfaat. Oleh sebab itulah, tanaman ini disebut kurma india,
mengingat daging buahnya seperti kurma. (wikipedia)
Pohon Asam Jawa Sebelum di tutuah Doc. Feri Payobada |
Pohon asam berperawakan besar,
selalu hijau (tidak mengalami masa gugur daun), tinggi sampai 30 m dan diameter
batang di pangkal hingga 2 m. Kulit batang berwarna coklat keabu-abuan, kasar
dan memecah, beralur-alur vertikal. Tajuknya rindang dan lebat berdaun, melebar
dan membulat. Pohon asam jawa termasuk tumbuhan tropis. Asal-usulnya
diperkirakan dari savana Afrika timur di mana jenis liarnya ditemukan, salah
satunya di Sudan. Semenjak ribuan tahun, tanaman ini telah menjelajah ke Asia
tropis, dan kemudian juga ke Karibia dan Amerika Latin. Di banyak tempat yang
bersesuaian, termasuk di Indonesia, tanaman ini sebagian meliar seperti di
hutan-hutan luruh daun dan savana.
Pohon Asam
Jawa di Sungai Patai, Diperkirakan umur asam jawa ini sudah ratusan tahun.
menurut cerita orang tua-tua sewaktu mereka kecil pohon asam jawa ini sudah
besar itu juga. Letak pohon asam jawa ini di bekas balai nagari yang dikenal
dengan balai jumak dan sekarang ini sudah menjadi komplek kedai, Kantor wali
nagari dan Sekolah Dasar.
|
Ada cerita
menarik dari anak-anak yang sekolah dasar di SDN 01, pada jam istirahat mereka
sering melempari pohon asam jawa ini agar buahnya jatuh, atau jika ada angin
kencang banyak juga buah asam jawa ini berjatuhan. Hanya sekedar menikmati asam.
Mungkin ini hanya secuil cerita tentang asam jawa. Kalau diperhatikan secara
seksama, tinggi pohon asam jawa ini rasanya tetap dari tahun ke tahun, hanya
saja ada beberapa kali pemangkasan daun agar dahan yang lapuk tidak menimpa
rumah warga.
Selain tempat ngetem mobil angkutan desa, rindangnya
pohon asam jawa ini dipergunakan untuk lesehan. Sejuk jika pada waktu hari
panas dan lumayan tetuh jika hujan. Lesehan dibawah pohon asam jawa ‘tersedia’
batu dengan diameter kurang dari 50 m beberapa buah sebagai tempat duduk.
Agaknya pohon
asam jawa ini mempunyai kenangan tersendiri bagi warga Nagari Sungai Patai. Bagaimana
tidak, setelah memasuki perkampungan pohon asam jawa ini akan terlihat dari
kejauhan di tambah lagi pohon asam jawa ini berdekatan dengan Sekolah dasar
tentunya menjadi tempat bermain pada jam istirahat atau pulang sekolah.
Seperti yang
dituturkan oleh Gatot anthoni dalam facebooknya yang telah merantau dia
berharap pohon asam jawa ini jangan sampai di tebang. “yo mak jan ditobang ibo awak dik nyo itu tompek kenangan waktu ketek
mak... tompek bamain disitu” dan masih banyak lagi kenangan orang Sungai Patai
tentang asam jawa ini.
|
Tidak hanya
memperebutkan buah asam jawa saja, pohon ini juga menguak tentang masyarakat atau
anak-anak yang hobi main layang-layang karena juga tidak sedikit layang-layang
yang tersangkut di pohon asam jawa. Siang hari tadi (15/03/2016) pohon asam
jawa di pangkas dan di tinggalkan batangnya saja. Pohon Asam Jawa yag
mengelenda di Nagari Sungai Patai, konon umurnya lebih dari ratusan tahun,
sekarang sebagian batangnya telah rapuh di makan usia, jadi untuk mengantisipasi
supaya jangan roboh/patah ke bangunan rumah di sekitarnya. Maka tadi siang
dilakukan pemangkasan dahan dan memotong sebagian batangnya. Namun sebagian
batangnya tetap di biarkan berdiri karena ini Pohon yg menjadi jati dirinya
Nagari Sungai Patai. (ed RVS, Feri Payobada)
Post a Comment