Social Follow

Kontribusi

Tulisan ini sepenuhnya hanya untuk memberikan informasi tentang Nagari Sungai Patai kecamatan Sungayang. Tulisan-tulisan yang di Blog ini secara keseluruhan represenatif akan tetapi tulisan-tulisan yang berada dalam sudut pandang penulis tanpa mengabaikan fakta-fakta yang ada.Bagi yang ingin berkontribusi silakan kirim tulisan ke silatsungaipatai@gmail.com tema tulisan meliputi Sejarah, Budaya, maupun hal unik yang ada di Sungai Patai. kami juga menerima tulisan yang berkenaan dengan Sungai Patai dimanapun berada.Semoga Bermafaat.

Instagram

Search This Blog

Blog Archive

Stay Connected

Sidebar Ads

Pages

Tukang Ratok : Pangabar Kematian

Istilah tukang sudah sangat lazin di tengah masyarakat. Tukang merupakan salah satu profesi yang digeluti oleh seseorang. Jika pembuat bangungan disebut tukang bangunan, Tukang bangunan,Tukang cukur,Tukang listrik,Tukang tambal dan orang yang suka mengejek mengosib juga diberi gelar disebut tukang gosip atau tukang olok-olok. Bahkan orang yang meratapi kematian seseorang pernah mendapat tempat ditengah masyarakat sebagai profesi yaitu tukang ratok.

Setiap kematian sudah menjadi hal wajib bagi manusia dan kematian diriangi kesedihan bahwa meratapi kematian orang yang disayangi. Di Minangkabau pada masa dahulu ada sebuah propesi berkaitan dengan kematian yaitu tukang ratok. Ratok dalam bahasa Indonesia berarti meratap. Ratok dalam kematian menunjukan betapa besar kesediahan seseorang yang ditinggal pergi. Biasanya ratok yang berisi kalimat pujian kepada mayat
Tukang ratok pernah eksis dalam perkembangan kebudayaan Minangkabau. Tukang ratok seolah olah nyanyian pengantar mayat dan pengabar kebaikan mayat semasa hidupnya. Dia masa lampau sejumlah kelompok masyarakat di Nusantara, nyanyian kubur bagi yang mati dan puisi pujian tentang hubungan antara lehuhur dengan manusia, masih sering dipraktikkan hingga kini, dan hal tersebut menerangkan  pada kita bahwa leluhur serta berkahnya menempati posisi paling agung dan sakral dalam kehidupan social.
Ketika terjadi kematian tukang ratok dipanggil oleh keluarga simayat. Biasanya orang uang berprofesi tukang ratok menjadi rahasia umum. Eksisitensi tukang ratok hadir untuk menjaga aib mayat, agar tidak timbul prasangaka buruk terhadap simayat. Bebagai bentuk perbuatan yang dilakukan orang semasa hidupnya, perubatan baik atau buruk. Menghindari menyebut atau mengingat perbuatan buruk semasa hidup diperlukan seorang tukang ratok yang “mengendangkan” perbuatan baik simayat.
Orang yang baik semasa hidupnya ketika meningggal ada tukang ratok yang akan menagisi kepergiaanya. Dan berapa malangnya nasib orang yang meninggal tidak ada tukang ratok yang akan meratapi kepergiannya. Sesuai dengan istilah yang berkembang di Masyarakat “kok mati indak ado urang ka maratok” ini mencerminkan kemalangan nasib orang yang meninggal. Hal semacam ini akan menjadi aib bagi keluarga yang ditinggalkan. Sehingga bermunculan lah tukang ratok utk mengabarkan kebaikan mayat semasa hidup. Juga untuk menghindari pikrian negatif terhadap mayat.
Tukang ratok adalah orang yang lihai menuuturkan kisah kesedihan dari diiringi derai air mata sehingga orang yang mendengarnya meratap sedih. Ratok yang pilu juga menjadi ukuran betapa baiknya mayat tersebut. Tangisan tukang ratok lebih pilu dari keluarga dan lebih menyayat hati paara pelayat. Tukang ratok biasanya diberi upah.
Ketika terjadi peristiwa kematian keluarga mayat memanggil tukang ratok, tukang ratok datang lalu duduk dekat jenazah sambil menangis sejadi-jadinya, duduk, berdiri kadang berputar mengelilingi jenazah sambil menyebut dan mengelu~elukan kebaikan mayat semasa hidupnya.
Seiiring berkembangnya zaman propesi tukang ratok mulai menghilang. Tidak banyak lagi ditemui tukang ratok ditengah masyarakat. Menghilangnnya tukang ratok ini karena adat dan agama di Minangkabau berjalan beriringan sesuai dengan pepatah adat basandi syara’, Syara’ basandi Kitabullah. Menurut Islam, maratok adalah hal yang dilarang dalam Islam. Ini kan menyuliskan mayat nantinya dalam kubur. Pada akhirnya tukang ratok menghilang karena tidak sesuai dengan agama Islam.
Namun, secara makna ratok tetap menjadi bagian dari kebudayaan Minangkabau sebagai penggambaran dan pengabaran kesedihan. Ratok juga telah beralih menjadi bagian dari lirik lagu minang seperti ratok kincia tuo, ratok gunung pasaman, dan masih banyak lagi. Walaupun secara profesi tukang ratok tidak ada lagu namun ratok tetap bertahan fungsinya sebagai penggambaran kesediahn yang mendalam.

(ZF/RVS) 

Post a Comment

Copyright © SUNGAI PATAI. Designed by OddThemes