Pasar adalah tempat pertemuan antara penjual dan pembeli. Kehadiran
pasar menjadi bagian yang wajib dalam tatanan masyarakat modern. Kehadiran
pasar memberikan keuntungan baik penjual dan pembeli. Dalam masyarakat
Minangkabau pasar merupakan syarat berdirinya suatu nagari. Dalam bahasa Minang
pasar disebut balai atau pakan. Pasa pabukoan, di minanagkabau hampir setiap
mengenal istilah ini. Pasa pabukoan menghadirkan berkah tersendiri di bulan
Ramadan.
Pasa pabukoan seolah-olah sebuah trend pada bulan Ramadan selain buka bersama, sahur on the road. Tetapi setidaknya pasa pabukoan berhasil membantu pergerakan ekonomi daerah. Di setiap daerah punya ciri khas masing-masing dalam penyajian menu pasa pabukoan disamping menu umum.
Pasa pabukoan seolah-olah sebuah trend pada bulan Ramadan selain buka bersama, sahur on the road. Tetapi setidaknya pasa pabukoan berhasil membantu pergerakan ekonomi daerah. Di setiap daerah punya ciri khas masing-masing dalam penyajian menu pasa pabukoan disamping menu umum.
Penamaan pasar dalam penamaan balai atau pasar serikat di identik
dengan tempat dan pasar dalam pengertian pakan di identik dengan hari. Penamaan
pasar ini disesuaikan karena pasar hari pada hari tertentu yang diadakan sekali
dalam seminggu. Walaupun pasar hadir dalam sekali seminggu atau tiap hari pada
pasar serikat ada pasar khusus yang diadakan pada periode tertentu seperti
pasar ternak atau pasar pabukoan. Pasar pabukoan diadakan hanya pada bulan
puasa. Beraneka ragam makanan atau minuman untuk berbuka puasa dijual di tempat
ini.
Sungai patai juga mempunyai pasar khusus pada saat bulan puasa atau
pasar pabukoan dinamakan dengan Balai Ambek, ambek dalam bahasa Indonesia
berarti penghalang. Maksud penghalang disini berhubungan dengan lokasi pasar
yang terletak di tengah-tengah pemukiman. Jadi setiap orang yang melintas
dihalangi oleh pasar ini. Daerah ini di sungai patai disebut dengan Lopou
Tongah. Pasar adtau Balai Ambek ini menjual segala keperluan untuk berbuka baik
bahan makan untuk lauk pauk berbuka maupun makanan dan minuman untuk berbuka.
Para pedagang yang mempunyai kedai, biasanya juga berjualan di pasar ini.
Selain untuk mendaptkan keuntungan lebih juga untuk menyemarakkan bulan puasa.
Pada bulan-bulan lain selain bulan puasa Lopou Tongah berfungsi sebagai
tempat menjual kulit manis. Disini ada sebuah kayu yang ditanam untuk tempat
dudukan timbangan. Setiap penjual kulit manis selalu mengantarkan kulit
manisnya untuk ditimbang di sini. Sehingga pada hari biasapun pasar ini tetap
ramai. Namun jangan bayangkan pasar ini layaknya pasar pada umumnnya. Pasar ini
lebih tradisional dari pasar tradisional pada umumnnya. Tidak ada lapak khusus
atau tempat khusus untuk penjual.
Semenjak krisis moneter tahun 1998 dan jatuhnya harga kulit manis di
pasaran, eksistensi pasar ini juga menurun. Berkurangnya penjual kulit manis
dan sulitnya perekonomian Balai Ambek sudah lama ditinggal oleh masyarat
sebagai transksi perdagangan saat bulan puasa mapun untuk menjual hasil
mengupas kulit manis. Sudah hampir 10 tahun lebih pasar ini tidak eksis lagi
sebagai Balai Ambek.
Post a Comment