Apa yang ada
pikirkan ketika tinggal orang tua, tentu sedih, bahkan bias menangis mengenal
orang tua yang meninggal. Kasih sayang yang selama ini didapat dari orang
tua hanya tinggal kenangan saja. Banyak kasus yang tersiar di media anak-anak
yatim atau piatu yang terlantarkan karena tidak ada yang mengurusnya.
Beruntunglah
bagi anak yatim atau piatu yang tinggal didaerah yang jiwa social masyarakatnya
masih terpelihara. Masyarakat yang nuraninya masih mengamalkan ayat al Quran
dan Hadist tentang keutamaan mengurus anak yatim atau piatu. Salah satunya
nagari Sungai Patai. Di Sungai patai, anak yatim atau piatu mendapatkan pengurusan
lebih oleh orang-orang disana karena takut tergolong pada orang-orang yang
mendustakan agama.
Documentasi Feri (wali jorong) |
Pada periode
tertentu, masyarakat sungai Patai mengadakan acara tolak bala ala nagari sungai patai. Acara
tolak bala ini melibatkan segala elemen masyarakat. Agenda ini menjadi semacam “alek”
nagari. Anak yatim atau piatu menjadi “actor utama” karena masyarakat
menamakan acara ini dengan arak-arak
anak yatim. Sekilas rangkaian acara ini tertuju pada anak yatim atau piatu.
Melibatkan anak yatim dari acara ini tujuan untuk menghibur mereka.
Pengalaman
penulis mengikuti acara ini waktu melaksanakan acara didikan subuh setiap pagi
Minggu, masyarakat dibagi menjadi 2 kelompok untuk bertahlil, tahmid berkeliling
nagari. Kesetaraan, sama rata, sama rasa menjadi filosofi dalam acara ini. Medan
yang dilalui untuk anak-akan umur kurang dari 12 tahun mungkin sangat susah. Melalui bukit, sawah, dan keletihan sama-sama dirasakan.
Kaum ibu-ibu
tidak ketinggalan untuk mengikuti acara ini, mereka mengantarkan nasi yang
sudah dibungkus ke Mesjid. Nasi ini tidak diberi lauk pau hanya nasi putih. Di Mesjid,
kaum bapak-bapak sudah mempersiapkan gulai kambing yang telah dimasak sebagai
sambal dari nasi yang diantarkan oleh ibu-ibu.
Arak-arak anak
yatim ini dibagi menjadi 2 kelompok, dengan rute yang telah disiapkan. Tidak
ada batasan setiap orang dalam kelompok tersebut, peserta arak-akak ini
kebanyakan anak-anak. Setiap rute dipimpin oleh salah serang alim-ulama yang
mengomandoi pembacaan ayat-ayat al Quran, takbir, tahlil tahmid. Setiap rute
arak-arak anak yatim ini tidaklah mudah karena akan menyusuri bukit sawah
bahkan menyeberang sungai. Namun, ada satu titik dimana kedua kelompok dalam
rute ini akan bertemu dan menuju ke Mesjid. Di Masjid telah ditunggu oleh
pengurus yang sudah mempersiapkan nasi bungkus dengan gulai kambing yang akan
dibagikan kepada para peserta arak-arak anak yatim ini.
Hanya
kebersamaan, kesetaraan, senasib se-penanggungan dan tentunya sama-sama berdoa
agar nagari yang di Cintai ini terhindar dari musibah. (Peri/man)
Post a Comment