Sungai Patai- Tidak
lama lagi umat Islam akan melaksanakan hari Raya Idul Adha, hari raya Kurban
bagi yang belum sanggup melaksanakan ibadah haji, dan disebut juga dengan hari raya Haji. Ibadah
Haji merupakan rukun Islam yang kelima. Pelaksanaannya untuk orang yang beragama
islam yang mampu. Walaupun demikian setiap orang bercita-cita untuk bisa
menginjakkan kakinya di tanah yang diberkati Allah SWT.
Pelaksanaan ibadah
haji adalah puncak dari perjalanan spiritual seorang muslim sehingga
persiapannya tidak hanya materil, Fisik namun juga harus ada keikhlasan dari
orang yang sekitar sehingga menjadi haji yang mabrur.
Calon Jemaah Haji dri Nagari Sungai Patai yg di Antarkan Yaitu ANAS JAMHUR bersama istrinya EVAYELDA Doc. Delpri Hendri (Feri Payobada) |
Di Nagari Sungai Patai,
sebelmum melaksanakan haji, calon jamaah haji diantar oleh masyarakat .
Mengatarkan calon jamaah haji dari Sungai Patai memiliki makna yang paling
dalam. Mengantarkannya tidak hanya sekedar beriringan sampai dibatas nagari tetapi mengantarkan penuh keikhlasan, saling bermaafkan dan lain sebagainya.
Sebelumnya ada
beberapa tahapan yang tidak baku namun selalu dilaksnakan oleh calon jamaah
haji asal Sungai Patai. Pertama, Pada saat hari tertentu seperti hari Jum’at
atau hari Raya idul fitri di tahun yang sama akan diumumkan bahwa ada
masyarakat Sungai Patai yang naik haji. Baik melalui pengeras suara atau
melalui protocol calon jamaah haji meminta maaf kepada masyarakat Sungai Patai.
Kedua, Pada saat hari
keberangkat sebeum ke Embarkasi, Calon jamah haji mulai dari selesai Shalat Shubuh Calon
jemaah Haji ini akan turun dari Mesjid setelah Shalat sunnah, lansung di sambut
oleh masyarakat untuk bersalaman sambil bermaafan dan Ketiga, Calon Jamah haji
diantarkan bersama-sama dan beriringan ke Batas Nagari dan sampai di batas
Nagari di awali dengan Melafazkan Azan oleh Bilal, Do'a bersama dan Dilepas
oleh Wali Nagari Sungai Patai.
Tradisi ini bukan hanya sekedar melepas jamaah haji tapi mengandung makna
yang dalam. Sehingga tradisi ini selalu lasanakan masyarakat di Sungai Patai. Bagi masyarakat Sungai Patai, ibadah haji bukan malu dengan orang lain karena dianggap sudah mampu atau mengejar gelar ”pak haji”. Atau menjadi bukti status sosial di masyarakat. Tidak karena itu, munanaikan haji hanya dilandasi oleh ketulusan dan keridhoan Allah swt semata sebagai wujud penghambaan kepada-Nya pada akhirnya Ma’antaan sampai bateh ini semata-mata menunjukan keikhlasan ibadah haji baik Calon Jamaaah Haji maupun masyarakat Sungai Patai.(spt/Feri/Man)
Post a Comment